Let's Move and Dance With Octo Dancer Family Guys!

Jumat, 11 Januari 2013

Ini Bahan Tulisanku Waktu Forum Bahasa._. Cek cek!


Menulis = Merubah Peradaban

Sebagian orang bilang, menulis itu menorehkan tinta di atas kertas, tapi enggak juga sih. Menulis itu, mmm, menulis itu.. bentar, tak buka buku dulu *brb buka buku*, nah menulis itu merangkai jalan hidup! Kok bisa? Menulis kan dilakukan oleh dua benda mati yang disebut pena dan kertas, kok bisa merangkai jalan hidup? Berarti tulisannya bikin jalan gitu?
BUKAN! Maksud dari menulis itu merangkai jalan hidup adalah menulis merupakan kegiatan yang bisa mengubah diri sendiri dan orang lain. Apa hubungannya sama hidup? Kalo kita bisa membantu seseorang menjadi lebih baik, berarti kita juga merubah hidup kita menjadi lebih baik. Menulis yang sesungguhnya bukan cuma untuk popularitas, dan royalty. Tujuan menulis itu banyak, tergantung kita mau ngapain dari menulis itu. Menulis itu bisa bertujuan memberi ilmu, popularitas, materi, kepuasan jiwa, dan lain-lain, bahkan bisa saja merubah peradaban dunia.
Ha? Mengubah peradaban dunia? Ahmasa?
Jawabannya IYA. Kita ambil contoh yang gampang aja deh, misalkan Harry Potter. Siapa sih yang nggak tau Harry Potter? Kisah remaja yang memiliki kekuatan sihir yang kuat dan berusaha menghancurkan si Lord Voldemort. Kisah ini ditulis seorang wanita dari pedalaman Inggris yang biasa kita panggil dengan tante J.K. Rowling. Betapa hebatnya karyanya, sampai-sampai penulis dari pedalaman inggris bisa dikenal anak pedalaman Sleman. Karyanya yang luar biasa seakan menjadi kisah tren di dunia, dan semua penduduk dunia harus membaca kisah Harry Potter ini.
Inilah yang dimaksud mengubah peradaban. Sebagian besar kecerdasan anak negeri bergantung pada kemampuan membacanya. Apabila tidak ada bacaan yang sehat untuk mereka baca, maka peradaban selanjutnya akan membina anak-anak yang kurang kemampuannya dalam membaca. Informasi yang menjadi tolok ukur kemajuan bangsa pada era ini terkesan susah banget kalo diterapkan di Indonesia. Mengingat survey dari Lembaga Pendidikan Asia mengatakan bahwa anak Indonesia hanya memiliki minat baca sebesar 51,7%, masih kalah jauh dengan Hongkong yang minat bacanya 75%.
Minat baca tidak akan timbul kalo minat menulisnya juga sedikit. Apa yang mau dibaca kalo nggak ada tulisan yang bisa dibaca? Apa yang mau ditulis kalo nggak ada yang dibaca? Saling keterkaitan antara menulis dan membaca itu sangat erat dan nggak mungkin dipisahkan, kayak lagunya Cinta Kuya.
Adanya perubahan beradaban juga timbul dari kisah masa lalu. Dulu waktu kecil kita sering dibacakan cerita anak oleh orangtua kan? Misalnya aja Kancil Mencuri Ketimun, Bawang Merah Bawang Putih, Sangkuriang, dan lain sebagainya. Nah, ini nih, yang membentuk peradaban kita sekarang.
Pernah nggak kita berfikir, kok tiba-tiba banyak koruptor di Negara kita? Nah, sekarang kita kembali deh ke cerita masa kecil kita. Kisah Kancil Mencuri Ketimun tadi jadi inspirasi mereka untuk jadi koruptor. Meski memang mengandung nilai moral di dalamnya, secara tidak langsung, anak-anak yang belum paham tentang kisah tersebut jadi salah dalam menerapkan nila-nilai cerita anak tersebut.
Maka dari itu, buat temen-temen yang bercita-cita menjadi penulis, atau yang suatu saat nanti ingin menulis suatu kisah, buatlah kisah yang bisa merubah peradaban bangsa lebih baik, dan memasukkan nilai-nilai karakter yang dimiliki Indonesia. Kalau bukan kita generasi muda yang merubah, siapa lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar