Let's Move and Dance With Octo Dancer Family Guys!

Sabtu, 22 September 2012

Galau nih, post puisi aja yaaa

DALAM BUTIRAN TETESAN KACA
Gumpalan kelabu di atas sana, bergerak perlahan ke utara
Tunggu, ia juga bergerak ke selatan, timur, bahkan barat
Tak peduli berapa banyak korban yang basah karenanya
Karena basahnya, hanya menimbulkan demam semata
Bukan penyakit yang kronis, yang sungguh-sungguh sakit, sesakit aku menunggumu
Butiran kaca yang pecah, perlahan mulai terdengar sayu
Gumpalan yang abu-abu, memadat, memutih, dan mulai berarak
Entah apa lagi yang akan terjadi
Mungkin, kaca yang runtuh itu, menghias jalan dengan kubangan
Atau mungkin, kaca itu pecah kembali, dan membias menjadi beberapa warna
Rasa takut gemuruh dari lembah, seakan sirna
Ketika buliran kaca jatuh, menempel, dan melebur di jendela
Terbias wajah tanpa dosa dalam butiran tetesan kaca
Kaca indah dari langit tempat suci para bidadara, dan turun perlahan bersama para bidadari
Tak berbeda dengan mataku, lihatlah, nampak berlapis kaca di dalamnya,
Oh tunggu, ini bukan kaca, tapi air mata, kubiarkan mengalir entah ke mana
Tak pernah ku tau, apa lagu yang dinyanyikan sang air mata
Datang kala sedih dan duka ketika aku tersiksa, datang kala suka ceria, ketika kau kembali
Dalam kalbuku aku berpinta, semoga kau tak lama,
segera kembali, dan memandang bersama dalam butiran tetesan kaca
Buliran air mataku, sedalam butiran tetesan kaca dari langit,
yang membiaskan cahaya pancarkan beribu warna
Dalam penantianku menunggumu, mengumpulkan butiran kaca, dan merangkainya dalam hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar