SETUMPUK
RASA DALAM KATA
Cincin pagi telah
melingkar indah, menghias laut biru atmosfer,
Berpadu menyambut pagi,
menyambut nyanyian burung merpati
Awan pun berarak,
mengejar kupu-kupu yang menari dan mendarat di kelopak bunga
Indahnya hari itu
adalah hatiku, hatiku yang berusaha bangkit dari kesakitan
Kau berkata, kau mencintai
sang putri malam, tapi kau terlelap kala ia bersinar
Kau berkata, kau
mencintai gemulir hujan, tapi kau menepi ketika mereka membasahi
Kau berkata kau
mencintai deburan angin, tapi kau menarik selimut ketika merka menerpa
Lantas, apa yang hendak
kau jaga untukku?
Bagaimana engkau
menyayangiku?
Apa lagi yang akan kau
janjikan untuk menebus hujaman pedang dalam hatiku?
Setumpuk rasa dalam
kata, itulah yang membunuhku dalam diam
Manis pahit kisah kita, tetap terlukis
indah di atas kanvas
Meski ku tau hanya abstrak semata
Apakah dalam kalbu,
jeritanmu sama sepertiku? Belum tentu
Mawar merah, boneka
putih, dan bandul hati, adalah bukti bisu penantian sang pemimpi
Yang menunggumu datang,
dan membawaku lari dari sandraan sakit hati
Meski aku bukan ratu
yang kau cari, ajarkanlah cara memimpin hati, berkata, dan mencinta
Agar setumpuk rasa
penuh makna, memadat dalam satu ungkapan kata
Agar setumpuk rasa
penuh pengharapan berbaur menyatu
Itulah setumpuk rasa
dalam kata penuh makna, yang dapat ku jaga dan ku pertahankan
Itulah hadiah dariku
untukmu,
Itulah setumpuk rasa dalam kata yang kusebut
cinta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar